Oleh: Buntoro.
Tahukah anda bahwa telpon genggam cerdas anda saat ini memiliki banyak fitur yang sangat menarik dalam mengambil foto atau video? Kemajuan teknologi saat ini membuat kita bisa dengan mudah mengubah atau memanipulasi foto atau video langsung dari telpon genggam kita melalui banyak aplikasi yang tersedia. Kita juga bisa menambah teks atau efek buat foto tersebut. Tapi ada satu fitur yang tersembunyi yang saya kira sangat menarik, yaitu fitur geotagging atau geolokasi yang sudah ada di dalam telpon genggam cerdas. Fitur Geotagging atau geolokasi ini umumnya sudah otomatis aktif di telpon genggam yang menggunakan stok Android Camera di sistem operasi berbasis Android selama anda menyalakan fitur Lokasi atau GPS di telpon anda. Sementara, untuk untuk telpon berbasis iOS seperti iPhone misalnya, anda memiliki opsi untuk menyalakan atau mematikan fitur geotagging melalui ikon Setting.
Mengapa fitur geolocation ini menarik menurut saya?
Fitur geolokasi ini mungkin di satu sisi bisa dianggap sebagai ancaman terhadap privasi individu, tapi kalau dicermati, fitur ini bisa juga berguna untuk melawan hoax atau manipulasi. Misalkan saja anda menerima foto digital dari seseorang yang mengaku sedang jalan-jalan ke luar negeri misalnya tapi anda ragu kalau foto itu asli atau tidak, anda bisa menggunakan fitur geolokasi yang sudah terekam di foto itu untuk membuktikan kebenaran atau keaslian foto itu. Di jaman sebelum telpon cerdas, orang bisa saja mengaku sedang tamasya ke Disneyland di Amerika Serikat dengan mengirim foto yang menunjukkan dia berdiri di depan tulisan Disneyland meskipun sebenarnya dia berfoto di depan gambar palsu di rumahnya sendiri, tapi saat ini kebohongan orang itu bisa diungkapkan dengan mudah jika kita menggunakan data geolokasi dari foto itu sendiri. Analisa geolokasi ini juga banyak digunakan saat ini untuk menganalisa foto-foto atau video kontroversial yang seringkali banyak tersebar di media sosial, terutama di tengah ramainya perang informasi saat ini. Salah satu contohnya adalah penggunaan geolokasi untuk menganalisa keaslian foto-foto atau video terkait invasi Rusia di Ukraina saat ini.
Di tengah kontroversi akan benar tidaknya Rusia menyerang penduduk sipil atau fasilitas sipil di Ukraina, fitur geolokasi ini sangat berguna untuk membuktikan keaslian foto atau video mengenai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Rusia di Ukraina saat ini. Meskipun pihak Rusia dan banyak pendukung Rusia yang menuduh bahwa foto-foto atau video yang disebarkan media Barat sebagai foto palsu atau hasil manipulasi, bukti data geolokasi pengambilan foto atau video yang terekam secara otomatis itu dapat digunakan untuk membantah tuduhan Rusia itu sendiri. Penggunaan data geolokasi ini adalah praktek yang sudah lama dilakukan oleh pengamat dan media Barat terutama sejak Rusia menyerang Ukraina pada tahun 2014 untuk membuktikan kebenaran di tengah banjirnya disinformasi dari Rusia. Penggunaan geolokasi yang dikenal juga sebagai forensik digital ini dipakai oleh banyak peneliti, seperti Czuperski, M. et.al. (2015) yang menulis di Atlantic Council untuk membantah argumen Rusia yang terus menolak mengakui bahwa mereka mengirim tentara mereka ke Ukraina pada tahun 2014. Penelusuran tim ini akan geolokasi video-video yang diunggah oleh tentara Rusia membuktikan bahwa tentara Rusia benar-benar berada di Ukraina.[1]
Penggunaan geolokasi juga dipakai banyak peneliti untuk membantah disinformasi terkait invasi Rusia ke Ukraine yang barusan terjadi, seperti yang dilakukan Tim investigasi CNN yang menganalisa serangan Rusia terhadap fasilitas sipil di Kharkiv, Ukraina menggunakan teknologi geolokasi.[2] Disinformasi Rusia sangatlah masif saat ini sehingga Nicholson (2022) menulis tentang betapa sibuknya aktifitas peneliti di salah satu organisasi pengecek fakta seperti Bellingcat dalam melawan operasi disinformasi Rusia di invasi Ukraina ini.[3] Untuk memberi masyarakat informasi yang akurat, Pusat Keragaman Informasi di Inggris bekerjasama dengan Tim Observer dari France24, Bellingcat, Mnemonic dan juga Tim Konflik Intelijen untuk meluncurkan peta lokasi berbagai foto atau video yang diunggah di media sosial yang sudah terverifikasi and terbukti diambil di Ukraina. Sampai hari ini, tercatat ada ratusan video terkait invasi Rusia, banyak diantaranya merupakan bukti kejahatan kemanusiaan Rusia terhadap penduduk sipil atau fasilitas sipil di Ukraina, yang sudah diverifikasi menggunakan teknologi geolokasi.[4]
Forensik digital menggunakan cara ilmiah lain juga dilakukan oleh laboratorium forensik digital di Atlantic Council untuk menganalisa “bukti” yang digunakan Rusia untuk membenarkan invasi mereka, seperti surat yang diklaim sebagai surat Presiden Ukraina Zelensky untuk merebut kembali wilayah Krimea yang diduduki Rusia sejak 2014. Osadchuk (2022) membandingkan surat itu dengan surat resmi pemerintah Ukraina dan membuktikan bahwa “bukti” yang disampaikan Rusia itu palsu. Ada beberapa kejanggalan di surat itu, misalnya surat itu memakai terminologi yang tidak lazim digunakan pemerintah Ukraina, dan juga penggunaan inisial BA untuk presiden Zelenskyy, sementara dokumen resmi Ukraina menggunakan inisial BO untuk inisial presiden Zelenskyy. Kesalahan manipulasi ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan ejaan abjad Kirilik Rusia dan Ukraine. Ejaan nama presiden Zelensky adalah Влади́мир Алекса́ндрович Зеле́нский, atau Vladimir Aleksandrovich Zelenskiy di abjad Kirilik Russia, tapi di abjad Ukraina adalah Володимир Олександрович Зеленський, or Volodymyr Oleksandrovich Zelenskyy.[5]
Di sisi negatif, data lokasi foto yang diunggah di internet atau media sosial juga bisa digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita palsu, seperti klaim Rusia lewat majalah Pravda bahwa tiga anggota Garda Nasional Tennessee tewas di Ukraina barusan ini. Klaim ini langsung dibantah oleh Biro Garda Nasional yang menyatakan bahwa ketiga nama yang disebutkan itu masih hidup di Amerika. Biro Garda Nasional juga menuduh media Rusia mencatut nama mereka dari berita tahun 2018 yang kebetulan menyebutkan nama mereka. Garda Nasional dari Tennessee pernah bertugas di Ukraina pada tahun 2018 untuk melatih tentara Ukraina tapi mereka semua pulang kembali pada tahun 2019 dan digantikan oleh Garda Nasional dari negara bagian lain.[6] Berita palsu berdasarkan penggalian data lokasi lewat media sosial juga dilakukan Rusia terhadap James Vasquez, mantan tentara Amerika Serikat yang menjadi sukarelawan di Ukraina dan aktif di Twitter. Vasquez tidak hanya sekali dilaporkan tewas di Ukraina tapi dua kali. Berita Ground Report, media India, yang berdasarkan berita Twitter dari Rusia menyatakan pada 31 Maret 2022 (waktu lokal) bahwa James Vasquez tewas di Ukraina. Vasquez menanggapi berita palsu itu secara sarkastik lewat cuitan Twitternya dengan menulis, “Aku tewas lagi” sambil memasang emoji wajah sedih.[7] Media Ground Report sendiri meralat berita itu beberapa jam kemudian dengan menyatakan berita dari Rusia itu palsu sambil meminta maaf.[8]
Sayangnya sampai hari ini, masih banyak orang yang tertipu oleh banyaknya disinformasi. Kebanyakan disinformasi saat ini adalah bagian dari propaganda Rusia atau China[9], yang mencoba mendistorsikan kebenaran yang ada. Sardarizadeh & Robinson (2022) dari BBC misalnya menganalisa sejumlah klaim palsu terkait invasi Rusia ini. Banyak klaim yang menggunakan foto atau video yang sebenarnya tidak terkait perang ini, seperti misalnya foto dari film Contamin yang ditayangkan di TV Ukraina pada tahun 2020, sebagai “bukti” bahwa perang Ukraina ini adalah hoax dan korban perang Ukraina itu hanyalah aktor. Malah ada yang memanipulasi logo CNN dengan foto mantan aktor Amerika Serikat, Steven Seagal yang dikabarkan berjuang di pihak Rusia. CNN menyatakan foto itu hasil manipulasi. [10] Jujur saja, sangatlah susah untuk mendapatkan berita yang akurat dari medan perang aktif seperti Ukraina saat ini, tidak hanya dikarenakan bahaya yang dihadapi oleh jurnalis perang ataupun sulitnya berkomunikasi di tengah medan perang aktif, tetapi juga karena banyaknya disinformasi di media saat ini.
Berita palsu atau tidak akurat terkait invasi Rusia di Ukraina ini tidak hanya berasal dari pihak Rusia meskipun mayoritas besar asal berita palsu berasal dari Rusia atau pendukung propaganda Rusia. Ada satu perbedaan yang mencolok mata dari propaganda tidak akurat yang disebarkan oleh pihak Ukraina dan Rusia, yaitu maksudnya. Kebanyakan berita tidak akurat dari pendukung Ukraina merupakan berita tidak akurat yang tidak disengaja, umumnya bertujuan untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat Ukraina melawan invasi Rusia. Berita kematian prajurit Ukraina di pulau Zmiinyi atau isu tentang Hantu Kyiv (Kiev) adalah beberapa contohnya. Berita meninggalnya 13 prajurit Ukraina di pulau Zmiinyi yang terakhir direkam sedang mengutuk Rusia lewat radio dipicu oleh terputusnya komunikasi secara mendadak antara mereka dan pemerintahan pusat, sehingga pemerintah pusat Ukraina menganggap mereka semua mati martir. Nantinya Angkatan Laut Ukraina sendiri meralat pernyataan Zelenskyy lewat Facebook resmi mereka.[11] Legenda tentang Hantu Kyiv sendiri juga banyak diragukan oleh media Barat sejak awal. Deutsche Welle misalnya menganalisa bahwa Hantu Kyiv, awalnya berasal dari unggahan warga kota Kyiv di media sosial yang kemudian menjadi populer ini, adalah hoax.[12]
Di sisi lain, kebanyakan berita palsu Rusia dapat dikategorikan sebagai disinformasi, upaya misinformasi yang dilakukan dengan sengaja untuk memutarbalikkan kenyataan, seperti dalam kasus surat perintah Zelenskyy palsu yang sengaja difabrikasi sebagai “bukti” untuk membenarkan invasi Rusia ini. Banyak berita palsu Rusia yang juga merupakan upaya fabrikasi fakta untuk menuduh pihak lain akan kekalahan yang mereka alami. Salah satu upaya ini dapat dilihat dari berita palsu tentang meninggalnya tentara Amerika Serikat dari Garda Nasional Tennessee di Ukraina, seperti telah diulas di atas. Bantahan resmi pemerintah Rusia akan fakta bahwa tentara Rusia menyerang penduduk sipil ataupun fasilitas sipil di Ukraina, meskipun banyak bukti yang menunjukkan sebaliknya, makin menguatkan argumen bahwa Rusia sengaja melakukan disinformasi. Jangankan mengakui kesalahan mereka, Rusia malah balik menuduh pihak Barat yang melakukan disinformasi atau manipulasi fakta di lapangan. Upaya Rusia atau pendukung mereka dalam menyebarkan berbagai berita palsu untuk mendiskreditkan media Barat atau mendistorsikan fakta mengenai korban sipil di Ukraina makin memperkuat argumen bahwa Rusia saat ini sengaja melancarkan disinformasi masif.
Akhir kata, cepatnya penyebaran informasi jaman ini harus kita cermati dan tanggapi dengan hati-hati terutama karena banyaknya upaya disinformasi yang ada. Terlepas dari posisi keberpihakan kita dalam tragedi kemanusiaan ini, alangkah baiknya sebelum kita mengetahui kebenaran informasi yang kita terima, kita tidak dengan gampang membagikan (sharing) berita yang kita terima di media sosial atau memencet simbol “Teruskan” (“Forward”) saat kita menerima pesan atau informasi dari teman kita supaya kita tidak ikut andil dalam menyebarkan kabar bohong alias hoax. Saya juga berharap kita lebih dewasa atau waras dalam perilaku daring kita supaya kita tidak memperkeruh situasi yang sudah panas ini dengan menyebarkan hoax atau membumbui dengan berita tendesius yang tidak akurat. Saya sendiri berharap agar perang Ukraina ini cepat berakhir demi kemanusiaan. Selain itu, saya juga berharap agar semua pihak yang bertanggungjawab akan terjadinya tragedi kemanusiaan buatan manusia ini dapat disidangkan demi keadilan. Jujur saja, harapan saya itu mungkin hanyalah sebatas angan-angan, karena kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang kuat seringkali tidak dapat dijangkau oleh hukum di dunia ini, tapi saya yakin Tuhan itu tidak buta dan tidak ada satu manusia pun yang bisa lepas dari jangkauan tangan-Nya.
Salam waras, teman-teman!
Minggu, 3 April 2022
Referensi:
[1] Czuperski, M. et.al. (2015). Hiding in plain sight: Putin’s war in Ukraine. Atlantic Council. Dikutip dari laman https://www.jstor.org/stable/resrep03631.9
[2] Unknown (2022). How geolocation shows Russia has been shelling civilians in Kharkiv CNN. Dikutip dari https://www.cnn.com/videos/world/2022/03/03/geolocation-ukraine-kharkiv-verify-social-media-ll-lon-orig.cnn
[3] Nicholson, K. (2022). There is a flood of disinformation about Russia’s invasion of Ukraine. Here‘s who’s sorting it out. CBC News. Dikutip dari https://www.cbc.ca/news/world/fact-checkers-ukraine-1.6365682
[4] Young, P. (9 Mar 2022). Ukraine: A collaborative map to compile verified video of the war. The Observers. Dikutip dari https://observers.france24.com/en/tv-shows/the-observers/20220309-ukraine-russia-osint-amateur-images-map-geolocation
[5] Digital Forensic Research Lab (25 Mar 2022). Russian War Report: Russia produces “evidence” claiming Ukraine will attack Crimea. Atlantic Council. Dikutip dari laman https://www.atlanticcouncil.org/blogs/new-atlanticist/russian-war-report-russia-produces-evidence-claiming-ukraine-will-attack-crimea/
[6] Edwards, J. (17 Mar 2022). Contrary to Russian media reports, 3 Tennessee Guardsmen we’re not killed in Ukraine. Military Times. Dikutip dari https://www.militarytimes.com/flashpoints/ukraine/2022/03/17/contrary-to-russian-media-reports-3-tennessee-guardsmen-were-not-killed-in-ukraine/
[7] Ganezer, D. (1 April 2022). The undead: James Vasquez, U.S. soldier volunteering in Ukraine, falsely reported death not once, but twice. Santa Monica Observer. Dikutip dari https://www.smobserved.com/story/2022/03/31/news/the-undead-james-vasquez-us-soldier-volunteering-in-ukraine-falsely-reported-dead-not-once-but-twice/6633.html?m=true
[8] Unknown (2022). American soldier James Vasquez is alive. News of his death was fake. Ground Report. Dikutip dari https://groundreport.in/american-soldier-james-vasquez-is-alive-news-of-his-death-was-fake/
[9] Seibt, S. (12 Mar 2022). China and QAnon has embrace Russian disinformation justifying war in Ukraine. France24. Dikutip dari https://www.france24.com/en/europe/20220312-china-and-qanon-embrace-russian-disinformation-justifying-war-in-ukraine
[10] Sardarizadeh, S. & Robinson, O. (8 Mar 2022). Ukraine: False claims that the war is a box go viral. BBC News. Dikutip dari https://www.bbc.com/news/60589965
[11] Unknown (28 Feb 2022). Snake Island: Ukraine says the troops who swore at Russian warship are alive. BBC News. Dikutip dari https://www.bbc.com/news/world-europe-60554959
[12] Unknown (1 Mar 2022). Fact check: Ukraine’s Ghost of Kyiv’ fighter pilot. Deutsche Welle. Dikutip dari https://www.dw.com/en/fact-check-ukraines-ghost-of-kyiv-fighter-pilot/a-60951825