Zelenskyy dan Soekarno

By Buntoro

Saya percaya sebagian besar dari kita hari ini telah mendengar nama Volodymyr Zelenskyy (Володимир 3еленський), presiden Ukraina yang sering disebut dalam berita karena invasi Rusia baru-baru ini ke Ukraina.  Banyak pengamat dan politisi asing awalnya memperkirakan bahwa pemerintahan Ukraina di bawah Zelenskyy akan runtuh dalam beberapa hari saja setelah dimulainya invasi Rusia yang melibatkan banyak pasukan dan mesin perang. Pihak intelijen Barat memperkirakan jumlah tentara yang dikirim Rusia untuk invasi Ukraina pada awalnya adalah sekitar 190 ribu pasukan,  tidak termasuk tentara pemberontak pro Rusia di daerah Luhansk atau Donetsk. Waktu membuktikan bahwa Ukraina dan warganya berhasil membendung invasi Rusia itu, setidaknya sampai saat ini. Pada awal invasi ini, Amerika Serikat dilaporkan menawarkan untuk mengevakuasi Zelenskyy dari Kyiv, tetapi Zelenskyy menolak tawaran tersebut.  Kedutaan Ukraina di Inggris melaporkan bahwa jawaban Zelenskyy adalah “Pertempuran sudah ada di sini;  saya butuh amunisi, bukan tumpangan.” Pernyataan Zelenskyy ini nantinya menjadi terkenal, diabadikan oleh banyak meme di media sosial.

Tanggapan tegas Zelenskyy menunjukkan keberanian yang dimilikinya.  Dalam menghadapi kesulitan besar, banyak mereka yang disebut “pemimpin” (alias penguasa) memilih menyerah dan melarikan diri dari negara mereka ketika mereka memiliki kesempatan.  Beberapa memilih melarikan diri sendiri dengan terburu-buru (seperti yang dilakukan mantan presiden Srilanka, Gotabaya Rajapaksa baru-baru ini pada awal September 2022 setelah demonstrasi massa di negaranya), sementara yang lain memilih untuk melarikan diri dari negara mereka dengan bantuan kekuatan asing (seperti Zine El Abidine Ben Ali dari Tunisia dan Idi Amin dari Uganda yang melarikan diri ke  Arab Saudi), seringkali setelah mengambil setidaknya sebagian kekayaan negara mereka bersama mereka.  Meskipun banyak mantan penguasa yang diasingkan dengan bantuan kekuatan asing yang hidup nyaman di negera pengasingan mereka, beberapa pemimpin memilih untuk menolak tawaran atau pilihan demikian.  Zelenskyy merupakan salah satu yang menolak tawaran tersebut.

Banyak orang yang tidak tahu bahwa Soekarno, presiden pertama Indonesia, juga merupakan pemimpin yang menolak tawaran pengasingan dari negara lain. Tawaran itu berasal dari Jepang pada tahun 1965. Fakta yang jarang diketahui ini dilaporkan oleh Aart Zeeman, seorang jurnalis Belanda dalam program televisi yang ditayangkan oleh KRO-NCRV, sebuah perusahaan penyiaran publik Belanda.  Program ini menampilkan banyak cuplikan video yang sebelumnya belum pernah dilihat oleh publik Indonesia yang melibatkan hari-hari terakhir pemerintahan Soekarno pra G30S/PKI. Ada juga rekaman video pertama yang diketahui tentang naiknya Soeharto ke tampuk kekuasaan dan wawancara warga tertuduh PKI yang dihukum kerja paksa.  Meski Zelenskyy dan Soekarno sama-sama ditawari pengasingan untuk melarikan diri dari situasi sulit mereka, sikap Soekarno yang terlihat dalam rekaman video menunjukkan bahwa beliau tampaknya tidak khawatir sama sekali.  Soekarno terlihat meniup asap rokoknya dengan santai dan agak bercanda, seperti tidak menunjukkan tanda kesusahan atau kekhawatiran, berbeda dengan respon Zelenskyy yang terkesan agak tertekan.

Sangat mungkin bahwa Soekarno pada awalnya terlalu percaya diri akan kendali kekuasaannya, sebelum dia menyadari bahwa tentara Indonesia sendiri akan mengkhianatinya. Memang tidak banyak rekaman video lain tentang Soekarno yang beredar di masyarakat, terutama pada masa setelah beliau digulingkan dan nantinya dipenjarakan sebagai tahanan rumah sampai hari kematiannya. Beberapa catatan sejarah yang saya pernah dengar tentang Soekarno setelah lengsernya beliau kebanyakan adalah laporan lisan atau ingatan dari kerabat atau orang dekatnya. Mardana Kusuma, B.D. (2021) misalnya, menulis di media Grid bahwa Soekarno yang diijinkan pemerintah Orde Baru untuk datang sebagai wali nikah di pernikahan Rachmawati, anak ketiganya, datang dengan wajah yang bengkak-bengkak. Kedatangan Soekarno ke pernikahan itu pun dengan pengawalan ketat oleh tentara. Beliau pun hanya diijinkan datang dalam waktu singkat. Setelah melihat banyak masyarakat datang berkerumun sambil berteriak, “Hidup Bung Karno, Hidup Bung Karno,” saat tahu Soekarno datang, tentara buru-buru membawa Soekarno kembali ke Wisma Yaso yang merupakan tempat tahanan rumah Soekarno. Roso Daras, salah satu saksi mata saat itu, menyatakan bahwa “Tentara mendorong kepala Bung Karno agar lekas masuk mobil. Menganggap seolah yang dikawal adalah residivis.”

Ada banyak kesamaan dari kedua presiden tersebut, Zelenskyy dan Soekarno. Keduanya dikenal sebagai orator yang hebat. Keduanya juga dikenal sangat tegas dan lugas dalam perkataan atau pidato mereka. Zelenskyy sendiri dikenal dengan berbagai pernyataan tegasnya, termasuk “Saya butuh amunisi, bukan tumpangan” di atas, Soekarno juga dikenal dengan banyak pernyataan tegas seperti, “Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita.” Dalam pidatonya pada bulan September 2022 setelah Rusia menyerang instalasi listrik Ukraina setelah kesuksesan tentara Ukraina merebut kembali banyak wilayah di timur laut provinsi Kharkiv, Zelenskyy menegaskan bahwa dia tidak akan menyerah meskipun Rusia menghancurkan fasilitas listrik dan gas mereka. Pidato Zelenskyy menegaskan bahwa ia memilih “tanpa Rusia” meskipun mereka tidak memiliki listrik atau gas. Soekarno sendiri juga terkenal dengan banyaknya pidato berapi-apinya yang seringkali menyindir negara Barat seperti pada pidato beliau di hari kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1964 yang dikenal sebagai “Tahun Vivere Pericoloso.” Kita juga tahu bahwa Zelenskyy dan Soekarno sama-sama berani untuk memilih bertahan di negara mereka saat mereka menghadapi masa sulit.

Perbedaan utama dari nasib Zelenskyy dan Soekarno terdapat pada dukungan tentara (militer) terhadap mereka. President Ukraina, Zelenskyy, mendapat dukungan penuh dari tentara Ukraina semasa invasi Rusia ini, sementara Soekarno nantinya dijatuhkan oleh revolusi yang dipicu dan digerakkan oleh tentara Indonesia sendiri. Saya tidak tahu nasib presiden Zelenskyy nanti, terutama jika melihat nafsu Vladimir Putin, presiden Rusia, dalam melanjutkan kampanye brutalnya yang banyak menelan korban sipil tak berdosa dengan serangan membabi-buta Rusia yang terlihat sengaja menyerang fasilitas sipil setelah tentara mereka menderita kekalahan di medan pertempuran. Meskipun kekuatan militer Rusia sudah banyak tergerus setelah delapan bulan perang di Ukraina, militer Rusia masih tidak bisa dianggap remeh terutama karena adanya ancaman penggunaan nuklir yang bisa dipakai oleh Putin untuk memaksakan kehendaknya sendiri. Penggunaan bom nuklir oleh Rusia kemungkinan besar bakal memperparah krisis ini, bahkan bisa memicu Perang Dunia ketiga, dan bakal menyebabkan makin banyaknya korban sipil.

Ironisnya, Ukraina sendiri dulunya juga memiliki  senjata nuklir dalam jumlah besar. Setelah pecahnya Ini Soviet, Ukraina adalah negara dengan senjata nuklir terbesar ketiga di dunia yang diwarisi Ukraina dari Uni Soviet. Budjeryn, M. (2018) mencatat bahwa Ukraina mempunyai 1.240 hulu ledak nuklir yang mempersenjatai 176 rudal balistik antarbenua dengan infrastruktur kendali peluncuran yang ekstensif, 700 rudal jelajah nuklir yang mempersenjatai 44 pembom strategis, dan hampir 3.000 senjata nuklir taktis, termasuk  peluru artileri, bom gravitasi, dan ranjau. Negara Ukraina memilih untuk menanggalkan senjata nuklir mereka setelah menandatangani perjanjian proliferasi nuklir dan mendapatkan jaminan keamanan dari negara Rusia, Amerika Serikat dan Inggris melalui Memorandum Budapest tentang Jaminan Keamanan yang ditandatangani pada tanggal  5 Desember 1994. Sesuai perjanjian tersebut, Amerika Serikat membantu Ukraina membongkar persenjataan nuklir mereka, lalu Ukraina mengirim hulu ledak nuklir mereka ke Rusia untuk dibongkar di Rusia.

Invasi Rusia ke negara Ukraina pada tahun 2014 lalu atau pada akhir February 2022 kemarin jelas-jelas tidak dapat dibenarkan. Alasan pertama yang terutama adalah invasi ini pada dasarnya menunjukkan bahwa Rusia telah menjilat ludah mereka sendiri karena terbukti mereka tidak berniat memenuhi kewajiban mereka sebagai penjamin keamanan dan integritas wilayah negara Ukraina seperti mereka janjikan pada Memorandum Budapest tahun 1994. Alasan kedua yang tidak bisa dianggap remeh juga adalah narasi Rusia bahwa Ukraina adalah rejim Nazi itu tidak benar, bahkan dapat dianggap sangat tidak masuk akal. Sedihnya, sampai saat ini pun, masih banyak rakyat Indonesia yang terkecoh dan membela Rusia dalam invasi tak beradab ini karena banyaknya disinformasi di media sosial yang merupakan program intelijen Rusia untuk membenarkan kebohongan mereka. Lebih menyedihkan lagi, banyak disinformasi ini yang diteruskan dan diserbarluaskan oleh netizen Asia terutama mereka yang berasal dari RRC karena posisi resmi pemerintahan mereka yang Pro-Russia dan agak anti Barat.

Mereka yang “melek” dan waras dapat melihat bahwa semua hoaks ini hanyalah pengalihan isu untuk membenarkan ambisi Putin, presiden Rusia untuk menguasai kembali semua wilayah bekas Uni Soviet di bawah pengaruh Rusia. Sayangnya ambisi Putin itu tidak masuk akal karena banyak wilayah bekas Uni Soviet yang telah memilih untuk merdeka, mulai dari Estonia, Latvia, Lithuania sampai Ukraina di Eropa dan juga Kazakhstan, Kyrgyzstan sampai Uzbekistan di Asia Tengah. Sebagai negara berdaulat, upaya Russia untuk menguasai wilayah bekas Uni Soviet kembali tidak jauh berbeda dari upaya penjajahan kembali. Sebagai bangsa yang juga pernah dijajah, sudah selayaknya bangsa Indonesia mengingat kembali kalimat pertama Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi demikian, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Akhir kata, marilah kita senantiasa berupaya untuk tidak mudah melupakan bagaimana perjuangan untuk mendapatkan dan mempertahankan kemerdekaan dimana-mana pun adalah perjuangan yang tidak murah, yang seringkali dibayar mahal dengan darah dan air mata. Apa yang terjadi di Ukraina saat ini mungkin tidak berbeda jauh dengan apa yang terjadi di Republik Indonesia pada tahun 1945 dan beberapa tahun sesudahnya saat Belanda mencoba merebut kembali wilayah jajahan mereka. Dengan makin banyaknya hoaks dan disinformasi saat ini, marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk tetap menjaga akal sehat kita supaya tidak mudah ditipu atau dipengaruhi oleh banyaknya narasi menyesatkan terutama yang berbau SARA, termasuk berbagai hoaks yang kini banyak beredar di media sosial. Gunakan selalu akal sehat dalam mengamati isu-isu terkini, dan jangan mudah terpengaruh oleh penggunaan isu atau narasi SARA yang seringkali hanyalah merupakan “smokes and mirrors” alias “asap dan cermin” yang dipakai oleh para “penyulap” fakta untuk menutupi tipuan mereka.

Salam waras …

REFERENCES:

Braithwaite, S. (Feb 26, 2022). Zelensky refuses US offer to evacuate, saying “I need ammunition, not a ride.” CNN. Retrieved from https://www.cnn.com/2022/02/26/europe/ukraine-zelensky-evacuation-intl/index.html

KRO-NCRV (n.d.) The man who remained unseen – The Dutch priest behind the Indonesian Kudeta (English subtitles). KRO-NCRV. Retrieved from https://youtu.be/CBwzYWX-L28

Wildan, D. (August 17, 2019). Membuka catatan sejarah: Detik-detik Proklamasi, 17 Agustus 1945. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Retrieved from https://www.setneg.go.id/baca/index/membuka_catatan_sejarah_detik_detik_proklamasi_17_agustus_1945

The Associated Press (September 18, 2022). Russia widens strikes on Ukrainian civilian targets after frontline setbacks, Britain says. CNBC. Retrieved from https://www.cnbc.com/2022/09/18/russia-is-likely-to-step-up-ukraine-civilian-target-attacks-uk-warns.html

Mardana Kusuma, B.D. (July 3, 2021). Foto Pilu Bung Karno Hadiri Pernikahan Rachmawati, Wajah Bengkak Hingga Berstatus Tahanan. Grid. Retrieved from https://fotokita.grid.id/read/112770811/foto-pilu-bung-karno-hadiri-pernikahan-rachmawati-wajah-bengkak-hingga-berstatus-tahanan?page=all

Noor Haq, S. et.al. (September 12, 2022). ‘Without gas or without you? Without you’: Zelensky’s words for Russia as Ukraine sweeps through northeast. CNN. Retrieved from https://www.cnn.com/2022/09/12/europe/zelensky-message-kharkiv-russia-ukraine-intl/index.html

Budjeryn, M. (October 15, 2018). Ukraine and the Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons. Wilson Center. Retrieved from https://www.wilsoncenter.org/blog-post/ukraine-and-the-treaty-the-non-proliferation-nuclear-weapons

Bandurski, D. (March 11, 2022). China and Russia are joining forces to spread disinformation. Brookings Institution. Retrieved from https://www.brookings.edu/techstream/china-and-russia-are-joining-forces-to-spread-disinformation/